Friday, March 18, 2016

Menyembunyikan Mabrur ?

Assalamualaikum wbt.

Ceramah oleh ustaz Mohd Hasnil Abu Bakar,Boleh download kat sini
kisah mabrur ne, boleh baca kat bawah ne (sumber)
Semoga bermanfaat buat semua....

*******************************************

Ada ke yang menyembunyikan MABRUR?


Rasa-rasanyalah apa hukuman yang sesuai bagi mereka yang buat kerja ni ?
Manasik yang Mabrur adalah cita-cita setiap muslim yang melaksanakan haji/umrah.
Setiap jamaah tentu mendambakan manasik mabrur , lantaran istimewa balasannya.
Syarat Awal Mabrur : "Al ma'rifatu bi kaifiyati ada' iha "
Persoalannya, apa hakikat mabrur dan apa indikator-indikatornya?
Kata mabrur, seperti diterangkan Ibn Mandhur dalam Lisan al-Arab, mengandung dua makna.

Pertama, mabrur bererti baik, suci, dan bersih. Jadi, haji mabrur adalah yang tak terdapat di dalamnya noda dan dosa -- untuk jual beli bererti tak mengandung dusta dan penipuan.

Kedua, mabrur bererti maqbul, ertinya mendapat redha Allah SWT.

Ketiga, Mabrur diambil dari kata al birru (kebaikan).

Dalam sebuah ayat Allah swt berfirman: “lantanalul birra hatta tunfiquu mimma tuhibbun. Kamu tidak akan mendapatkan kebajikan sehingga kamu menginfakkan sebahagian apa yang kamu cintai”. QS.3:92. Ketika diganding dengan kata haji maka ia menjadi sifat yang mengandung erti bahwa haji tersebut diikuti dengan kebajikan.

Tetapi pertanyaannya apa itu haji mabrur? Banyak orang menafsirkan bahwa haji mabrur adalah haji yang berlaku kejadian aneh dan luar biasa ketika menjalani ibadah tersebut di tanah suci. Kejadian ini lalu dirakam sebagai pengalaman ruhani, yang paling berkesan.

Bahkan kadang ketika ia sering menangis dan terharu dalam berbagai kesempatan itu juga dianggapnya sebagai tanda dari haji mabrur.

Imam Al Ashfahani menyebutkan haji mabrur ertinya haji yang diterima (maqbul).
(lihat mufradat alfadzil Qur’an, h. 114).

so, yang paling baik diusahakan adalah Mabrur adalah haji yang membentuk pelakunya menjadi lebih baik dari masa sebelumnya.

Dalam hadits Rasulullah: “Al hajjul mabrrur laisa lahuu jazaa illal jannah.” HR Bukhari, nampak titik temu yang saling melengkapi, bahwa haji mabrur akan selalui dikaitkan dengan perubahan dalam diri pelakunya dengan mengalirnya amal soleh yang tiada putus-putusnya.

Bila setelah berhaji seseorang selalu berbuat baik, sampai ia menghadap Allah swt, maka insyaAllah telah mendapatkan kemabruran yang berakhir dgn diredhai Allah untuk masuk syurga.

Lalu, siapa-siapa saja yang dapat meraih haji mabrur?
Boleh jadi jumlah mereka tak terlalu banyak.

Berikut kisah perjalanan haji Ibnu Muwaffaq yang dikutip al-Ghazali dalam Ihya 'Ulum al-Din .

Diceritakan, ketika Ibnu Muwaffaq berada di suatu masjid di Mina, ia sempat tertidur sejenak. Dalam tidurnya, ia melihat dan mendengar dialog dua orang malaikat. Seorang bertanya kepada temannya, ''Berapa jumlah jamaah haji tahun ini?'' ''Enam ratus ribu orang,'' jawabnya. ''Berapa orang dari mereka yang hajinya maqbul?'' tanyanya lagi. ''Enam orang saja,'' kata temannya, singkat. Mendengar jawaban ini, Ibnu Muwaffaq terjaga. Gemetaran ia termenung sejenak, memikirkan betapa besarnya jumlah jamaah haji ketika itu, tetapi betapa sedikitnya jumlah mereka yang maqbul.

Berikut ini merupakan syarat-syarat jika ingin menggapai kemabruran dan berhaji.

1) Ilmu. Tidak hanya disebabkan perbelanjaan dan tenaga yang tidak sedikit, tetapi memang semua amalan mesti dengan ilmu. Sehingga kita tidak umpama rusa masuk kampung, tidak taklid dsb.
Maka belajarlah, setelah mengerti baru laksanakan amalan tersebut.

2) Niat yang ikhlas kerana Allah swt, bukan ingin dipuji orang dan berbangga-bangga dengan gelar haji. Seorang yang tidak ikhlas, Allah swt akan menolak amal tersebut sekalipun di mata manusia ia nampak mulia. Kalau perlu hilangkan budaya penambahan titel haji dalam nama, kecuali pemilik dapat bertahan untuk tidak sombong dan merasa lebih dari yang lain atau perasaam-perasaan buruk lainnya. Hilangkan istilah haji politik, haji sponsor (dengan niat lain) atau haji bisnis.

3) bekalnya mestilah dari sumber halal. Haji yang dibekali dengan harta haram pasti Allah swt tolak. Rasulullah saw bersabda: “Sesunguhnya Allah baik dan tidak menerima kecuali yang baik.
Di akhir hadits ini Rasulullah menggambarkan seorang musafir sedang berdo’a tetapi pakaiannya dan makanannya haram, maka Allah tidak akan menerima doa tersebut.” HR. Muslim.
Demikian juga nasib ibadah haji yang dibekali dengan harta haram.

4)Istiqamah. Istiqamah itu terjemahan komitmen yang bulat total untuk mentaati Allah swt dan tunduk kepada-Nya, bukan saja semasa haji, bahkan semua masa dan dimana sahaja. Haji tidak akan bermakna jika sekembalinya dari tanah suci, seorang tidak menyedari title kehambaanya kepada Allah swt.

Jika tuntunan nafsu kesyaitanan kembali diagungkan. Merebut harta haram dan kemaksiatan menjadi kebiasaannya sehari-hari. Bila ini yang terjadi, bolehlah dianggap bahwa hajinya tidak mabrur.

Bukankah haji mabrur akan selalu diikuti dengan kebajikan. Perilakunya jelas. Apa yang Allah swt haramkan senantiasa ia hindari, dan apa yang diwajibkan selalu ia tegakkan secara sempurna.

Meski orang yang meraih haji mabrur tak dapat diidentifikasi secara pasti, namun Rasulullah SAW pernah menunjukkan beberapa indikatornya.

Ketika ditanya tentang kebaikan haji, beliau bersabda: Memberi makan dan bertutur kata yang baik.

Memberi makan di sini dengan makna yg luas, iaitu kesediaan kita untuk berkongsi rasa dengan sesama serta kesanggupan kita untuk menyumbangkan sebahagian harta yang kita miliki untuk fakir miskin dan mereka yang memerlukan.

Sedang yang dimaksud bertutur kata yang baik, menurut Imam Ghazali, adalah berbudi luhur dan berakhlak mulia. Setiap pelaku haji, demikian Ghazali, mesti memperhatikan betul soal akhlak ini, baik sewaktu berada di Tanah Suci maupun setelah kembali ke kampung halamannya. Inilah makna yang dapat difahami dari ayat 197 surah al-Baqarah.

الحَجُّ أَشهُرٌ مَعلومٰتٌ ۚ فَمَن فَرَضَ فيهِنَّ الحَجَّ فَلا رَفَثَ وَلا فُسوقَ وَلا جِدالَ فِى الحَجِّ ۗ

وَما تَفعَلوا مِن خَيرٍ يَعلَمهُ اللَّهُ ۗ وَتَزَوَّدوا فَإِنَّ خَيرَ الزّادِ التَّقوىٰ ۚ وَاتَّقونِ يٰأُولِى الأَلبٰبِ


Kedua indikator yang disebut Nabi SAW di atas, berdimensi sosial. Ininya, haji yang mabrur pada hakikatnya adalah haji yang dapat membuat pelakunya semakin mengambil berat terhadap persoalan-persoalan sosial dan kemanusiaan.

Ia dan masyarakat memperoleh kebaikan dari ibadah haji yang dilakukannya. Oleh itu, syurga Allah memang layak baginya

Terakhir, seseorang yang naik haji akan di sebut haji mabrur setelah ia nampak bahwa hidupnya lebih istiqamah dan kebajikannya selalu bertambah sampai ia menghadap Allah SWT.
so rasa-rasanya berapa kah..

graduan Haji
dan alumni Makkah
rakyat Malaysia
yang bergelar : MABRUR

Masihkah ada mereka yang masih mahu menyembunyikan MABRUR ?
atau tak mampu menzahirkan MABRUR kerana tidak mampu 'memilikinya'..
"Faqidu syai La Yu'ty "
"Maafkan Ya Rabbi kerana lalai dalam Ibadah kami..Bantulah kami dengan hidayah dan taufiq mu...
bantulah kami agar msentiasa mengingatMu, agar sentiasa mensyukuriMu , dan sentiasa membaiki prestasi ibadah kami untuk Mu"

Wallahu a’lam bishshawab.
'Syarat' yang mesti : Sesuatu mesti dikorban..Selamat tinggal 'dunia' ku.. Maafkan ana atas
segalanya..diri ini tak sempurna namun menuju akan yang Maha Sempurna..

***********************************
@loves_nhhas 2 Oct. 2011 (11:10 am)



11 comments:

  1. Replies
    1. Ustajah insaf...
      Ustajah dah bnyk lalai...
      huhuhu...
      may Allah have mercy on me n all of us... insya Allah

      Delete
  2. Replies
    1. Alhamdulillah...
      share2 lah dgn jiran dan keluarga ye...

      Delete
  3. Syukran Huda..sangat bermanfaat...

    ReplyDelete
  4. Perkongsian yang bermanfaat. Terima kasih.

    ReplyDelete
  5. Nak istikamah tu yang penting walaupun sedikit tetapi berterusan.

    ReplyDelete
  6. Perkongsian yang memberi manfaat. Suka baca entri ni.

    ReplyDelete
  7. betullah..tak semua orang yang balik dari tanah suci makin baik perangainya..great sharing dear.

    ReplyDelete
  8. salam kak huda!!!terima kasih untuk perkongsian ini

    ReplyDelete

Nak Komen?
Silakan.Moga beri komen yang bermanfaat. Setiap yang kita tulis Allah akan nilai.Betul tak? (*_*)